Pestisida dan dampaknya bagi lingkungan

PESTISIDA DAN DAMPAKNYA BAGI LINGKUNGAN

Pestisida selain membasmi hama juga menjadi sumber terjadinya pencemaran tanah lhoo. Mengapa itu bisa terjadi?

oleh Julia  

pict from pinterest:
https://pin.it/26x2JSs



Sebagai manusia yang hidupnya berdampingan langsung dengan lingkungan, maka sudah semestinya pola hidup manusia menyesuaikan dengan kondisi yang ada di lingkungan alam. Namun, sudah kodratnya sebagia manusia yang selalu merasa kurang, salah satunya yaitu menuntut kepada alam untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Contoh yang dapat dilihat yaitu dalam bidang pangan, produksi pangan dituntut untuk selalu tersedia setiap harinya dengan kondisi yang sempurna (dalam artian fresh), sedangkan alam tidak selalu dapat menghasilkan produk yang sempurna. Adanya problematika tersebut maka, manusia seiring dengan berkembangnya teknologi kemudian menciptakan berbagai macam hal baru yang bergerak dalam sektor pertanian demi mendapatkan hasil yang diinginkannya. 

Salah satu perlakuannya yaitu dengan program pemupukan insentif yang berlebihan hingga merusak struktur tanah sampai pada penggunaan pestisida terus-menerus tanpa mempedulikan dampaknya bagi lingkungan yang ikut berperan langsung di dalamnya. Pestisida sendiri pada dasarnya diciptakan untuk keperluan yang positif yaitu membasmi hama pada tanaman sehingga hasil dari tanaman akan maksimal didapat, namun pada akhirnya penggunaan yang berlebihan akan menjadi senjata utama yang menyerang lingkungan dan manusia itu sendiri. 


pict from pinterest:
https://pin.it/26x2JSs
















Mengenal apa itu pestisida

Pestisida adalah suuatu cairan berbahan kimia untuk membasmi hama, insekta, jamur, atau gulma. Pesitisida merupakan hal yang wajib digunakan dalam bidang pertanian yang di dalamnya mengandung toksisitas yaitu, kemampuan bahan kimia untuk merusak. Salah satu jenis pestisida yang sering digunakan dalam bidang pertanian di Indonesia adalah pestisida organokhlorin. 

Mengapa pestisida organokhlorin?

Bahan kimia penyusun pestisida organokhlorin termasuk dalam kategori Persisten Organic Pollutants (POPs) yang berbahaya bagi kesehatan. Sifat dari organokhlorin terhadap lingkungan adalah ia akan bertahan lama berada di lingkungan dibandingkan dengan jenis pestisida lainnya. Bahaya yang ditimbulkan yaitu dapat mengganggu kesehatan manusia seperti terganggunya susunan syaraf, penyebab kanker, alergi,dan adanya gangguan pada sistem reproduksi serta sistem imun makhluk hidup. 

Polutan-polutan yang mencemari tanah yaitu logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik yang terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dll. Sudah jelas disini bahwa pestisida sebenarnya adalah racun bagi lingkungan dan manusia apabila berlebihan dalam penggunaannya. 

Bagaimana dampaknya terhadap tanah?

Pestisida yang berlebihan akan mengganggu sturuktur tanah yang menjadi media tanam dari tanaman tersebut, hal ini juga daoat mempengaruhi kandungan yang terdapat pada tanaman yang akan diproduksi nantinya. Selain itu, kemungkinan terjadi serangan hama sekunder yang lebih berat dari sebelumnya. Kesuburan tanah semakin lama semakin menurun dan populasi lebah akan semakin meningkat akibat kematian serangga oleh pestisida. 

Pestisida organokhlorin selain mencemari tanah juga dapat mencemari air. Dalam air, partikel-partikel dari pestisida akan diserap oleh mikroplankton yang nantinya mikroplankton akan dimakan oleh zooplankton, zooplankton akan dimakan oleh ikan-ikan kecil dalam air kemudian siklusnya sampai pada ikan-ikan besar. Oleh karena itu, pestisida yang bermula dikonsumsi oleh mikroplankton akan terus terbawa dan tersimpan sampai pada konsumen tingkat akhir dalam perairan. Hal ini selian membahayakan makhluk hidup air, juga akan membahayakan manusia pula yang mengonsumsi ikan. 

Bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi hal ini?

1. Remediasi, yaitu pembersihan permukaan tanah yang terkena cemaran.
2. Bioremediasi, yaitu pembersihan pencemaran tanah menggunakan mikroorganisme seperti jamur dan bakteri. Tujuannnya adalah untuk memeca zat pencemar pada tanah menjadi bahan yang kurang beracun (CO2) dan tidak beracun (H2O) atau dalam kata lain bioremediasi dalah proses penguraian limbah organik atau anorganik polutan. 
3. Menggunakan alternatif lain untuk mengendalikan hama selain dengan pestisida.
4. Memilih pestisida yang ramah lingkungan.
5. Meningkatkan pengetahuan terhadap praktik pertanian organik. 

ㅡsampai jumpa di universe berikutnya!

Source:

https://www.academia.edu/37877084/PENCEMARAN_TANAH_AKIBAT_PESTISIDA

https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1367/tkimia-nurhasmawaty7.pdf?sequence=1

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/85b4ff189dadfdaa360ee6200603c0ad.pdf



Komentar

Postingan Populer